Update 2016. Premarital Check Up adalah test yang sebaiknya dilakukan bagi pasangan yang mau menikah. Test ini sendiri memang tidak murah, tapi demi kesehatan pribadi capeng dan calon buah hati nantinya, ga ada salahnya dong dilakukan 🙂 karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Per Mei 2016, harga premarital check up di Prodia Rp 2.5jutaan, ini harga buat wanita aja, buat pria sekitar 1,8 jtan tapi setiap Mei, bertepatan dengan ulang tahunnya Prodia, mereka selalu memberikan diskon 20%. Kemarin ini gue daftar dan bayar di saat promo dan baru ambil darah & urine seminggu setelahnya. Bisa kok. Jadi buat kalian yang mau melakukan premarital check up, pantengin terus website Prodia, terutama di bulan Mei (biasanya promo cuma 3 hari). tepat di saat promo, jangan lupa langsung datengin Prodia dan bayar, karena untuk pengambilan darah dan urine masih bisa sampai maksimal 30 hari setelahnya kok. lumayan lah ngirit 500 ribu, bisa buat nambah keperluan lainnya HAHA.

Berikut detail premarital check up:

Disadur dari website resmi Prodia.

Pemeriksaan laboratorium yang ada dalam premarital check up :

1. Hematologi Rutin, Gambaran Darah Tepi, Analisa Hemoglobin HPLC, Ferritin, dan Badan Inklusi HbH

Pemeriksaan hematologi rutin bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan kedua calon mempelai secara umum, deteksi penyakit infeksi, dan penyakit darah. Melalui hasil pemeriksaan hematologi, dapat diketahui kemungkinan penyakit keturunan seperti thalassemia dan hemofilia. Untuk mengetahui adanya thalassemia dapat dilihat dari hasil pemeriksaan hematologi rutin, gambaran darah tepi, analisa hemoglobin HPLC, ferritin dan badan inklusi HbH; sedangkan untuk memastikan adanya penyakit hemofilia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan hematologi faal hemostasis.

2. Golongan Darah A, B, O, dan Rhesus

Selain untuk kepentingan transfusi darah (jika kelak dibutuhkan), juga untuk mengetahui kecocokan rhesus. Disebut rhesus negatif jika tidak ada faktor rhesus dalam darah dan sebaliknya rhesus positif jika ada faktor rhesus di dalamnya. Jika seorang wanita dengan rhesus negatif hamil dari suami yang mempunyai rhesus positif, ada 50% kemungkinan anak yang dikandung memiliki rhesus positif (sementara 50% kemungkinan mengandung anak dengan rhesus negatif). Secara alami si ibu akan menghasilkan antibodi yang menyerang darah janinnya dan menyebabkan sel darah merah janin rusak, sehingga dapat mengalami anemia, kerusakan otak dan jantung, serta akibat fatal lainnya.

3. Urine Rutin

Mengetahui kondisi adanya kelainan ginjal atau saluran kemih, penyakit metabolik atau sistemik pada kedua calon mempelai.

4. Glukosa Puasa

Mendiagnosis diabetes melitus yang cenderung dapat diturunkan kepada anak yang dikandung. Calon ibu yang mempunyai kadar gula tinggi jika tidak dikontrol dapat berisiko cacat pada janin atau mengalami komplikasi kehamilan seperti preeklampsia, janin besar, gangguan pertumbuhan pada janin, proses kelahiran yang sulit atau janin meninggal dalam kandungan.

5. HBsAg

Mendeteksi infeksi hepatitis B yang dapat ditularkan kepada pasangan melalui kontak fisik (melalui darah/luka), dan ditularkan ibu kepada bayi yang dikandung.

6. VDRL/RPR

Mendeteksi salah satu jenis penyakit menular seksual, yaitu sifilis yang dapat berakibat buruk pada penderitanya dan dapat ditularkan kepada pasangan melalui hubungan seksual, atau dari ibu kepada janin yang berakibat cacat dan kematian janin.

7. Anti-Rubella IgG, Anti-Toxoplasma IgG, dan Anti-CMV IgG*

Mengetahui status kekebalan terhadap paparan Toxoplasma, Rubella, dan Cytomegalovirus (TORC). Infeksi akut TORC pada saat hamil atau < 4 bulan sebelum hamil akan berisiko pada kehamilan berupa keguguran, bayi lahir prematur, dan dapat juga menyebabkan kelainan janin.

*Jika pemeriksaan < 3 bulan sebelum pernikahan, maka dianjurkan penambahan pemeriksaan TORC IgM.

Tidak ada batasan waktu yang pasti, tetapi enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan dianggap ideal. Pertimbangannya, jika ditemukan masalah/gangguan kesehatan, masih cukup waktu untuk melakukan konseling dan penanganan yang tepat.

Premarital check up adalah satu tahap dalam persiapan pernikahan yang tidak boleh terlewatkan. Banyak konflik dalam pernikahan yang mungkin berujung pada perceraian akibat masalah kesehatan pasangan dan keturunan. Dengan saling mengenal kondisi kesehatan Anda dan pasangan, masalah tersebut dapat diantisipasi dan dicegah sejak awal.

HASIL Premarital Check Up Gue

Puji Tuhan, selang seminggu kemudian hasil premarital gue keluar, hampir semua indikator aman, kecuali ditemukan tingginya nilai Leukosit Esterase, dan adanya bakteri pada urine gue. Terus gue panik. LOL.

Setelah gue tanya pada temen gue yang dokter, kemungkinan terjadi infeksi saluran kemih. Doi bilang ga usah panik karena hal itu umum terjadi pada wanita dikarenakan letak uretra dan anus yang berdekatan dibandingkan dengan pria, that’s why selalu dihimbau untuk melakukan pembersihan pada saat kencing/pup dari depan ke belakang. Gue pun diberikan resep antibiotik untuk diminum selama seminggu ke depan dan selanjutnya melakukan test urine kembali.

Okay, selamet pikir gue.

Indikator lain yang bikin gue panik adalah: Anti-Rubella IgG dan Anti-CMV IgG gue hasilnya POSITIF.

Haduh, setau gue ini bisa nyebabin cacat pada janin gitu kalo nantinya hamil, gue langsung tanya lagi ke temen gue yang dokter dan penjelasannya adalah sebagai berikut.

TORCH ini indikatornya terdiri dari Anti Toxoplasma, Anti Rubella, Anti-CMV baik IgG dan IgM-nya (berlaku untuk semua). IgG adalah indikator yang menggambarkan keadaan di masa lalu. which is dalam kasus ini, Anti-Rubella IgG yang positif menandakan DULU memang pernah terinfeksi, Rubella ini menandakan campak, sementara Anti-CMV IgG yang positif menandakan dulu pernah terkena cacar, dan gue memang udah pernah kena semuanya, cacar aer 1x (di mana gue sangat takut kecantikan gue yang tersisa ini punah haha) dan campak lebih dari sekali. Yang bahaya itu adalah jika IgM-nya yang positif, karena itu menandakan kalian sedang terjangkit dan perlu diberikan pengobatan semacam vaksin sebelum kehamilan. Okay, di poin ini gue mulai merasa tenang tapi untuk selanjutnya gue perlu cek Anti-CMV IgM (harga 416 rebu) dan Anti-Rubella IgM (harga 401 rebu). Di akhir Juli 2016 lalu akhirnya gue pun cek, padahal sayang duit bangets tuh, hiks, 800rebuan deh, daan hasilnya NEGATIF. Kalau kata laki gue, “wah, berarti bisa langsung bikin anak ya?” BAHAHA.

*Untuk Anti Toxoplasma-IgM harganya 295rebu.

Ini detailnya:

Jadi, kalo nantinya kalian ngelakuin check up sebelum merit dan menemukan hal-hal tersebut, ga perlu kuatir ya 🙂 If there is a will, there is a way. Good luck!

Kalau ada yang mau ditanyakan, boleh banget tanya2 via kolom komentar, email ke dessy3natalia@gmail.com atau DM Instagramku ya @dessydonat

Baca Juga

Nyobain Laser Muka di SUMIA Clinic

Syarat Wajib Nikah : Suntik Tetanus

Menghitung Biaya Pernikahan

Wedding Vendor Review