Definisi BERSYUKUR ini bisa kompleks dan simple, tergantung bagaimana kita memaknainya.
Dulu,
BERSYUKUR versiku,
ketika bisa traveling ke sana sini.
Tapi teori itu patah ketika pernah suatu kali aku pulang traveling dengan perasaan hampa. Pernah. Bahkan bukan karena tempat yang aku datangi jelek.
Dari situ, aku berhasil memaknai bahwa bersyukur itu bisa dimulai dari sikap hati, bukan karena suatu tempat yang kita anggap bagus, penghargaan, pencapaian atau apapun itu yang mungkin bernilai secara materi.
Bersyukur bicara soal
cara pandang,
memaknai berbagai hal dengan positif,
perasaan cukup,
suatu keyakinan bahwa Tuhan baik,
Sudahkah kita bersyukur hari ini?
Atas setiap nafas yang masih melekat, tempat tinggal, pekerjaan di tengah pandemi, titipan Tuhan berupa anak atau berkat, apapun itu.
Mari mulai belajar untuk bersyukur.
Karena ternyata bersyukur itu merupakan suatu skill/kemampuan.
Kita perlu terus belajar supaya terbiasa dan mahir.
Catatan ini dibuat karena belakangan ini suka lupa untuk bersyukur, terus diingatkan kembali oleh Tuhan.
Salah satunya,
aku BERSYUKUR atas keberadaan keluargaku, terutama pemilik kaki mungil ini. Puji Tuhan.
