Review Buku “Hello, Habit” by Fumio Sasaki

Akhirnya beres juga baca buku yang satu ini. Overall buku ini lumayan bagus.
Ini aku baca yang versi terjemahan dalam bahasa Indonesia. Seru sih. Bermanfaat.

Hello, habits by Fumio Sasaki ini kasih aku beberapa insight, salah tiganya soal ini:

1. Menurut dunia, punya banyak barang itu indikator kita hidup sejahtera. Padahal faktanya, seringnya setelah kita punya suatu barang yang kita pingin banget, kita malah ngerasa bosen. Contohnya, waktu punya mobil atau handphone baru. Ga bertahan lama rasa happy-nya. Bener juga sih ya.

“Ternyata responden yang materialismenya tinggi jauh lebih bahagia dan bersemangat ketimbang rekan-rekannya tepat sebelum mereka membeli barang yang diinginkan. Kendati begitu, perasaan itu akan berubah begitu cepat pada minggu-minggu setelahnya,” tandas Richins seperti dikutip dari health.com, Sabtu (2/2/2013).

Judul artikel di detikHealth-nya: “Studi: Bisa Beli Barang yang Diinginkan Belum Tentu Bikin Bahagia.”

Conclusion: justru dengan hidup minimalis atau memiliki lebih sedikit barang, kita akan merasa lebih puas dan bahagia. Mari kita coba di 2024.

2. Bakat itu memang ada. Tapi kebanyakan dari bakat yang kita lihat di diri orang itu dibentuk dari kebiasaan.

Jadi ketika kita ingin memiliki bakat tertentu, kita bisa mulai dengan melatih kebiasaan ke arah yg kita tuju. Misal, atlet. Mereka berlatih lebih keras dari manusia pada umumnya buat bisa punya talenta yang kita anggap bakat. Jadi ga bisa cuma ngandelin bakat aja. Bakat cuma bantu mempercepat aja. Tetep habit yang menentukan.

3. Bersyukur juga merupakan habit.

Kita perlu melatihnya terus supaya makin mahir dan terbiasa untuk bersyukur. Yuk bisa yuk!

Habit yang mau aku usahain di 2024:

Hidup lebih sehat. Lebih rajin olahraga.
Beli barang lebih bijak. Pikirin secara matang sebelum beli barang terutama yang mahal haha.
Lebih banyak bersyukur.
Lebih rutin baca buku dan review di blog ini. Sebulan 1 lah ya.