Tips Berjualan di Tengah Pandemi

Sesuai judul, sekalipun lagi pandemi, kita bisa tetap produktif dengan berjualan lho. Kali ini, aku akan share pengalamanku sendiri selama berjualan di saat cuti lahiran kemarin. Lumayan lho, bikin aku terhindar dari baby blues karena jadi sibuk nyari cuan. hehe.

Okelah, ga usah lama – lama. Here you go.

pexels-photo-3297455
Sumber : Pexels.com

1. Jangan menyetok barang

Sistem dropship jauh lebih aman. Apa itu dropship? Penjelasan simplenya, jika ada orderan masuk, kita cuma perlu info ke supplier dan bayar (bisa lewat transfer) lalu pihak supplierlah yang akan mengirimkan pesanan tersebut langsung ke konsumen. Jadi kita ga perlu sibuk packing dan kirim – kirim deh hihi.

Belajar dari pengalaman yang lalu: waktu masker lagi booming banget, di mana aku pun sempat meraup untung cukup banyak dari sana, begitu pandemi berjalan sekitar 1 bulanan, penjualan pun menurun drastis (mungkin karena orang sudah punya banyak stok masker kain yang bisa dicuci) sementara banyak penjual yang harus menanggung risiko duit stuck/mampet karena menyetok barang dan barangnya susah keluar. Beruntung aku pakai sistem dropship yang tidak memerlukan modal, jadi ga ada masalah sama sekali.

2. Ambil keuntungan yang wajar

Persaingan ketat, kawan. Contoh yang masih relevan sekarang ini ya masker. Di awal pandemi, harga masker medis berisi 50 pcs yang biasanya dijual di kisaran Rp 50,000, tiba – tiba melambung tinggi hingga mencapai Rp 300 ribu per box. Sekarang? Udah balik normal lagi. Buat mereka yang masih jual mahal tentu akan susah keluar barangnya. Jadinya apa? Ya, jual rugi paling ya. Begitu juga dengan orang yang menjual scuba mask. Awal – awal dijual Rp 25 ribu per pcs pun laku. Saat ini masker yang sama bisa dijual di harga bottom yaitu di kisaran Rp 5 – 8 ribu doang per pcs. Sama halnya dengan harga hand sanitizer yang saat ini sudah kembali normal.

3. Gunakan sistem PO (pre-order)

Khususnya untuk makanan dan minuman, sebisa mungkin menggunakan sistem PO, jadi bisa sekaligus buatnya (dan capeknya) hehe. Untuk barang lain pun, PO bisa diterapkan untuk memangkas modal. Misal, karena sistem PO, barang bisa dikirimkan sekaligus, ongkos kirim pun jadi cuma perlu bayar 1 kali.

4. Mental Baja

Miliki prinsip : ditanya – tanya doang dan ditawar – tawar itu biasa, no baper – baper club. Mental baja diperlukan banget deh dalam berjualan tuh hehe.

pexels-photo-3412212

5. Ketahui SWOT produk yang dijual

SWOT meliputi strength, weakness, opportunity, threats — marketing abess. haha. Apaan tuh?

STRENGTH. Kekuatan atau keunggulan dari produk yang akan dijual .

WEAKNESS. Cari tau kekurangan yang mungkin ditemukan. Misal barang yang kita jual berat atau besar ukurannya sehingga jika harus dikirimkan melalui jasa ekspedisi akan terkena ongkos kirim yang cukup mahal. Hal ini bisa diselesaikan dengan menggunakan jasa kirim Paxel, Go Send, Grab Delivery dan antar barangnya sendiri.

OPPORTUNITY. Cari tau peluang yang ada. Misal di tengah pandemi seperti ini, barang jualan seperti masker, hand sanitizer, corona finger, vitamin dsb tentu akan sangat dicari. Selain itu, makanan instan, makanan rumahan yang bisa distok semacam sambal, kentang kering, abon, rendang, nugget juga sangatlah potensial untuk dijual. Cus jualin!

THREATS. Ancaman di sini lebih ke arah kompetitor atau pesaing yang ada di pasar. Silahkan bandingkan soal harga, berapa banyak yang jual, kualitas bahan yang digunakan, dsb.

6. Miliki reseller dan jangkauan jual yang luas

Memiliki banyak reseller berarti ada orang – orang lain dengan inner circle/ lingkaran pertemanan yang berbeda sehingga peluang jual pun jadi lebih besar. Yuk, perluas lagi relasi kita di tengah pandemi ini, secara online dulu tapi ya sementara ini. Stay safe!

7. Gunakan media sosial sebagai sarana promosi

Jualan bisa dilakukan di Facebook, Instagram, Line, maupun status Whatsapp lho. Jangan lupa menonaktifkan mode private Instagram kita pada saat berjualan. Bisa juga menggunakan hashtag yang menarik untuk mendapatkan lebih banyak viewer. Buang rasa malu jauh – jauh. Anggep aja “malu = ga makan”. Hoho.

8. Gunakan foto, gambar, promosi dan tulisan yang menarik

pexels-photo-1114376
Sumber : Pexels.com

Semakin menarik suatu iklan tentu akan membuat orang semakin tertarik untuk membeli. Contoh promosi yang menarik : Buy 2 get 1, Free ongkir, Buy 1 get 1, maupun diskon harga jika pembelian banyak/grosir. Bisa juga dengan iming – iming dapat bonus hihi.

9. Happy Selling!

Ayok mulai, jangan cuma diem aja dan ngiler melihat orang lain sibuk menikmati hasil kerja keras mereka.

Note :

Akhir – akhir ini, aku pribadi sih merasa jualan lagi agak sepi, bisa dibilang susah, karena kebanyakan orang berjualan juga, sementara sisanya lagi ikat pinggang alias ngirit dan berprinsip harus bisa hidup sehemat mungkin. Tapi kelihatannya khusus untuk makanan masih lumayan laku.

So, cermatlah dalam memilih barang yang akan dijual ya. Sukses selalu buat kalian yang sedang dan akan berjualan.

2 comments

  1. Pas lagi masa-masa sulit begini, aku kagum banget deh sama mereka-mereka yang berani untuk jalanin bisnis rumahan. Bikin brownies, kopi susu, teri kacang, sosis solo, banyaakkk! Aku jadi semangat untuk suport local businesses kayak gini 😀 dan tentunya jadi kepengin ikutan jualan juga hihihi

    Liked by 1 person

Leave a comment